12/22/08


Foto Latgab Anti Teror 2008


LATGAB ANTI TEROR TNI - POLRI 2008


Tahun ini untuk kesekian kalinya TNI - POLRI mengadakan latihan anti teror. Beberapa waktu lalu, latihan serupa ditempatkan terpusat di Gedung DPR. Tetapi mungkin, pada latihan kali inilah yang terbesar. Ribuan personel anti teror dari TNI AD ( Kopassus/Sat 81 Gultor, Tim Gultor Raider, Tim Gultor Ton Tai Pur), TNI AL (Tim Anti Teror Kopaska dan Detasemen Jala Mengkara Korps Marinir yang sebenarnya gabungan Kopaska dan IPAM), TNI AU (Paskhas) dan Polri (Densus 88 dan Tim Gegana Anti Teror) bergabung untuk melaksanakan latihan bersama di 6 propinsi.


Sebenarnya poin penting dalam latihan ini ada 3 hal :


1. Mempertegas "porsi" atau "Main Area" tiap - tiap satuan yang sesungguhnya walaupun dalam latihan masing - masing hampir semua satuan mempunyai kemampuan yang hampir sama.


2. Mempertahankan dan bertukar "ilmu" bagi satuan - satuan anti teror di lingkungan TNI dan Polri.


3. Antisipasi terhadap gerakan terorisme sekaligus peningkatan pengawasan fungsi intelijen.


Dalam latihan ini terlihat jelas bahwa sebenarnya hampir semua unit Infanteri, telah menguasai Strategi Perang Jarak Dekat (PJD) atau isilah kerennya Close Quarter Battle. Cuma, kalau kita lihat videonya secara utuh...kok banyak operator dari pasukan kita yang teledor dan gerakannya kurang silent. Seharusnya mereka sadar ini bukan film laga dan ajang..sok cool... gagah - gagahan. Ingatlah bahwa tugas berat menanti di depan mata... Seharusnya para komandan lapangan menyadarkan para operatornya bahwa seperti inilah keadaan sebenarnya ketika aksi teror terjadi..jadi bergeraklah dengan cepat, tepat dan senyap.

Yang paling meragukan saya adalah gerakan manuver Densus 88. Logikanya apabila si teroris juga mantan pasukan sejenis bisa dipastkan semua operator Densus 88 akan tewas. Bagaimana tidak ? mereka sering sekali terlihat bergerombol ketika menyerang. Padahal konsep PJD adalah satu lawan satu. Gerakannya harus berjarak dan terjadwal tepat dan cepat.


Mungkin ke depan perlu dievaluasi ulang agar skenario pembajakan, penyanderaan 95% menyerupai aslinya...atau operator pasukan anti teror diminimkan data intelijennya agar mereka selalu waspada dan instingnya selalu terjaga.