Tulisan ini adalah pendapat saya pribadi sebagai insan prajurit pejuang dan pejuang prajurit yang senantiasa memikirkan kemajuan TNI ke depan sebagai Tentara Nasional yang besar, kuat dan profesional.
Pengertian besar pada tulisan saya diatas bukan berarti punya banyak personel. Inilah yang terjadi pada tubuh Komando Pasukan Khusus TNI AD.
Saya rasa postur organisasi Kopassus sekarang masih "terlalu gemuk". Efek negatif dari postur organisasi yang seperti itu apabila tidak diimbangi dengan pendanaan yang cukup adalah pembinaan, mempertahankan dan peningkatan kualitas personel yang tidak merata. Hal ini memang sangat dirasakan pada tubuh GRUP I dan II. Sempat bertemu dengan beberapa teman di Serang dan Solo, mereka mengungkap semuanya. Lebih jauh lagi, penugasan Grup Parako (Para Komando) sekarang sudah seperti batalyon lintas udara saja. Mereka selalu dan selalu diterjunkan bersama batalyon - batalyon linud KOSTRAD yang kalau ditilik lebih jauh dalam sejarah TNI memang mempunyai kualifikasi pasukan "mirip" Parako, yaitu RAIDER PARA. Walaupun memang tak dipungkiri, dalam Grup I dan II terdapat beberapa personel berkualifikasi lebih bahkan diluar matra darat (paska, OP3UD dll) namun inti dari penugasan PARAKO apapun alasannya adalah LINTAS UDARA. Mungkin alasan "klasik" sederhana yang di kemukakan para petinggi KOPASSUS apabila mempertahankan unit Parako adalah : "sesuai tupoksi nya Kopassus bertugas pada penugasan khusus yang tidak bisa dilaksanakan oleh unit lain". Dalam kenyataannya dari rentang waktu penugasan mulai dari Operasi Seroja (bahkan Parako "didahului" Yon Armed 1 Ajusta) sampai dengan operasi Aceh..PARAKO selalu diterjunkan bersamaan dengan batalyon linud KOSTRAD. Lalu, dimana letak kekhususan pasukan elit TNI AD ini apabila mereka selalu mengerjakan tupoksi sebagai unit lintas udara ?
Ide "gila" saya adalah melebur PARAKO dari 2 GRUP menjadi 1 GRUP .
Yaitu Grup Kualsus (Kualifikasi Khusus) dengan rincian cukup 2 batalyon :
1 Batalyon khusus untuk mendalami kecabangan dalam TNI AD dan 1 Batalyon lagi untuk mendalami kecabangan di luar matra darat.
Dengan demikian diharapkan KOPASSUS memang benar - benar menjadi KOPASSUS yang besar memiliki kemampuan komplit di darat, laut dan udara maupun bawah air. Pembinaan personel juga bisa lebih tertata karena konsentrasi spesialisasi pelatihan bisa terbagi dalam tingkat peleton dan rotasinya bisa diatur.
Personel Grup ini adalah hasil seleksi dari anggota Grup I dan II. Yang tidak memenuhi persyaratan akan disalurkan ke batalyon - batalyon KOSTRAD baik unit linud maupun linmed. Dengan begitu, selain efisien juga efektif untuk "mengakali" pembinaan dan peningkatan skill batalyon - batalyon KOSTRAD yang harus selalu stand by sebagai KOTAMA BALAKPUS. Terutama untuk mengisi personel DIVISI III yang akan segera beroperasi.
Selama ini batalyon - batalyon linud KOSTRAD selalu menerima prajurit - prajurit baru sehingga perlu waktu lama untuk mendidik mereka menjadi siap tempur. Ada sih diantaranya yang memang hanya menerima bintara reg dari kesatuan mereka sendiri seperti YONIF Linud 328 dan Yonif 514 Raider. Namun untuk keseluruhan memang KOSTRAD memerlukan banyak personel yang mumpuni dan telah profesional menjalankan tugasnya. Efek positif lainnya yaitu tidak ada lagi seorang prajurit baru semua tingkatan (tamtama, bintara dan perwira) menjadi prajurit staf. Karena jabatan - jabatan staf bisa juga diambil dari staf senior ex. Grup I dan II. Pembinaan lapangan lebih terarah karena telah ada pemenuhan kader pelatih.